Semarang, 28 Mei 2025 – Fakultas Pendidikan Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi Informasi (FPMIPATI) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menunjukkan komitmen kuat dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih personal dan adaptif dengan menyelenggarakan program asesmen karakter bersama Vokasiana. Program ini tidak hanya menyasar mahasiswa, tetapi juga melibatkan para dosen dan pimpinan fakultas, termasuk Dekan FPMIPATI, Dr. Supandi.
Asesmen karakter yang dilaksanakan ini bertujuan memetakan aspek-aspek penting dalam diri individu seperti kepribadian, gaya belajar, cara berkomunikasi, hingga kecenderungan dalam menyerap informasi dan menyelesaikan masalah. Hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan strategi pembelajaran di kelas serta mendorong pengembangan diri yang lebih terarah.
Dr. Supandi menyampaikan bahwa hasil asesmen ini memberikan dampak besar bagi seluruh civitas akademika di FPMIPATI, terutama mahasiswa.
“Asesmen karakter ini bukan hanya memberi informasi tentang siapa diri kita, tetapi juga menjadi pemantik semangat. Mahasiswa jadi lebih sadar akan kekuatannya, tantangannya, dan bagaimana mereka bisa terus berkembang. Ini menjadi sumber motivasi yang sangat kuat,” ungkap beliau.
Lebih lanjut, Dr. Supandi menjelaskan bahwa para dosen juga mendapatkan banyak manfaat dari asesmen ini.
“Dengan memahami karakter mahasiswa, dosen dapat menyesuaikan pendekatan mengajarnya. Misalnya, mahasiswa dengan karakter reflektif lebih cocok dengan diskusi mendalam, sementara yang intuitif lebih cepat menyerap lewat visualisasi dan studi kasus. Hasil ini membuat proses belajar jadi lebih hidup dan menyenangkan,” jelasnya.
Kegiatan ini juga menjadi momen refleksi bersama antara mahasiswa dan dosen. Dalam sesi tindak lanjut, hasil asesmen dijadikan bahan diskusi untuk merancang strategi belajar, teknik pengajaran, serta arah pengembangan diri mahasiswa secara lebih konkrit dan terencana.
Beberapa mahasiswa yang mengikuti asesmen juga menyampaikan pengalamannya. Mereka mengaku merasa lebih percaya diri dan memiliki gambaran lebih jelas tentang cara belajar yang paling sesuai dengan karakter mereka.
“Selama ini aku merasa kesulitan menyerap materi tertentu. Setelah tahu gaya belajarku ternyata lebih visual dan praktikal, aku jadi tahu harus mulai dari mana,” ujar salah satu mahasiswa peserta asesmen.
Kolaborasi antara FPMIPATI dan Vokasiana ini mencerminkan pendekatan pendidikan yang lebih humanis, yang tidak hanya berfokus pada konten dan capaian akademik, tetapi juga pada keseimbangan karakter, motivasi, dan hubungan antarmanusia.
“Kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya soal apa yang diajarkan, tapi bagaimana kita saling memahami. Ketika dosen dan mahasiswa bisa saling membaca karakter dan kebutuhan satu sama lain, itulah awal dari proses belajar yang benar-benar bermakna,” tutup Dr. Supandi.
Program ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi oleh fakultas-fakultas lain, baik di lingkungan UPGRIS maupun perguruan tinggi lain, dalam rangka menciptakan pendidikan yang lebih berakar pada pemahaman karakter dan potensi individu.

